Tes kompetensi kebahasaan
Tes kompetensi kebahasaan adalah tes yang dimaksudkan untuk menggungkap penggetahuan kebahasaan siswa. Dalam pengajaran bahasa, khususnya bahasa kedua dan asing, kompetensi kebahasaan perlu diajarkan dan diteskan secara khusus karena kompetensi itu dapat dipandang sebagai prasarat untuk menguasai kompetensi komunikatif, atau tindaknya berbahasa baik yang bersifat reseptif maupun produktif. Ditinjau dari segi fungsi komunikatif bahasa, tes kompetensi kebahasaan tidak secara langsung mengukur keterampilan berbahasa siswa, pengukuran kemampuan terdapat aspek-aspek tertentu, bahasa kurang mencerminkan pemakaian bahasa secara nyata, karena hanya bertujuan mengukur pengetahuan aspek-aspek kebahasaan, tes kompetensi kebahasaan cenderung bersifat diskrit,mungkin integrative tetapi masih bersifat terisolasi dan bersifat artificial.
Kompetensi kebahassaan yang terpenting yang sangat dibutuhkan dalam tindak bahasa adalah struktur tata bahasa (gramatika structur) dan kosakata tes terhadap kedua aspek tersebut akan dibicarakan.
A. Test struktur tata bahasa
Struktur tata bahasa sering diucapkan dengan istilah struktur tata bahasa, struktur gramatikal, atau kaidah bahasa. dalam penulisan ini digunakan istilah struktur atau struktur tata bahasa dengan menunjuk pengertian yang sama dengan gramatikal, yaitu sebagai “subsistem dalam organisasi bahasa dimana satuan –satuan bermakna bergabung untuk membentuk satuan-satuan yang lebih besar” (Hari Murti Kridalaksana,1982:51) struktur tata bahasa mencakup masalah morfologi dan sintaksis, baik secara terpisah maupun bersama-sama. Menyusun tes struktur, seperti halnya menyusun tes-tes yang lain mencakup dua cara pengetesan.
1.Bahan tes struktur
Pemilihan bahan hendaknya bersifat mewakili bahan yang telah diajarkan atau mencerminkan tujuan tes pengetahuan tentang struktur yang dilakukan, pemilihan bahan tes pada hakikatnya adalah pemilihan sampel, sampel yang baik adalah sampel yang dapat mewakili populasi.
Pemilihan bahan struktur yang akan diujikan di sekolah hendaklah dilakukan dengan mempertimbangkan hal sbb:
a.Tngkat dan jenis sekolah
Dengan tingkat sekolah dimaksudkan apakah siswa yang diuji tingkat SD, SMP, atau SMA, sedang jenis sekolah menunjuk pada sekolah umum atau kejuruan, tingkat –tingkat sekolah tertentu biasanya menandakan tingkat kemampuan kognitif siswa, semakin tinggi tingkat sekolah menuntut kemampuan kognitif yang semakin tinggi pula, adanya perbedaan kemampuan kognitif tersebut, sebagai konsekuensinya, menuntut adanya pembedaan struktur yang diajarkan dan diujikan.
b.Kurikulum dan buku teks
Struktur yang diujikan haruslah struktur yang diajarkan sebagai alat tes yang bersangkutan memenuhi validitas isi, bahan pengajaran biasanya dikembangkan berdasarkan bahan yang terdapat dalam kurikulum sekolah dan buku-buku pelajaran yang dipergunakan, pada kurikulum dan buku pelajaran dimuat dan diuraikan bahan struktur tata bahasa yang telah disesuaikan dengan tingkat sekolah. Jadi ,dapat ditemui adanya bahan pelajaran struktur untuk tingkat SD, SMP atau SMA, masing –masing lengkap dengan kelas yang telah dimasudkan.
c.Tujuan tes
jika penyusunan tes dimaksudkan untuk mengukur belajar siswa struktur yang mana yang perlu diteskan, hal itu tidaklah sulit untuk ditentukan. Sebab, guru dapat mendasarkan diri pada kurikulum dan buku-buku pelajaran yang dipergunakan pada tigkat sekolah yang bersangkutan . pemilihan bahan untuk tes ini kiranya dapat dengan mendasarkan diri pada buku –buku pelajaran yang dipergunakan di sekolah Harris,1979:25; Amir Halim ,1974:39)
d.status bahasa yang diajarkan
Status bahasa yang diajarkan juga mempengaruhi pemilihan struktur yang akan diujikan. status bahasa yang dimaksud adalah bahasa ibu, bahasa kedua atau bahasa asing.
tes struktur untuk ketiga status bahasa tersebut tidak sama terutama disebabkan oleh adanya perbedaan tingkat kompetensi kebahasaan yang dimiliki siswa. Status bahasa yang diajarkan ikut menentukan pemilihan bahan yang akan diteskan, menentukan sulit atau tidaknya butir-butir tes sesuai dengan tingkat sekolah siswa.
Keempat pertimbangan dalam hal pertimbangan dalam hal pemilihan bahan tes diatas ,hendaknya jangan dipandang sebagai sesuatu yang terpisah satu dengan yang lain, melainkan hendaknya sebagai suatu keseluruhan
2. Tingkatan tes struktur
Tingkatan-tingkatan aspek kognitif, seperti dikemukakan mencakup enam tigkatan : ingatan (C1), pemahanan(C2), penerapan(C3), analisis(C4), sintesis(C5), evaluasi(C6). Untuk menentukan masing-masing tingkatan kognitif tersebut, kita harus mempertimbangkan tigkat perkembangan kognitif siswa,yang tentunya berbeda antara tingkat SD, SMP, SMA dan bahkan untuk tingkatan perguruan tinggi, dengan demikian pembobotan atau penekanan butir-butir tes untuk masing-masing tingkatan kognitif tersebut tidaklah dilakukan secara apriori,melainkan berdasarkan pertimbangan –pertimbangan tertentu, hal itu sekali lagi menunjukkan betapa perlunya tabel spesifikasi dalam meyusun tes karena itu memuat petunjuk besarnya presentasi untuk masing-masing tigkatan kognitif.
a) Tes struktur tingkat ingatan
Tes struktur pda tigkat ingatan(C1) hanya menghendaki siswa untuk menyebutkan ,mengenal,atau mengigat kembali informasi –informasi yang telah dipelajari, yang biasanya berupa fakta atau definisi. Bentuk tesdapat berupa pilihan ganda,benar-salah, isian atau jawaban singkat.
Contoh
sebutkan definisi morfem
sebutkan macam-macam morfem
sebutkan ciri-ciri kata majemuk
contoh bentuk pilihan ganda
unsur bahasa terkecil yang membedakan arti adalah ?
A. fonem
B. morfem
C. semem
D. garfem
kecenderungan kita untuk untuk membuat soal yang hanya bersifat ingatan hendaknya dibatasi ,karena menyebabkan antara lain:hanya menggungkapkan kemampuan kognitif yang sederhana,sesuatu yang hanya diinggat biasanya mudah dilupakan,bersifat dangkal(belum tentu siswa dapat memahaminya)
b) Tes struktur tigkat pemahaman
Tes struktur pada tigkat pemahaman (C2) menuntut siswa untuk dapat menunjukkan pemahamanya terhadap struktur tata bahasa yang bersangkutan .siswa dituntut untuk mampu membedakan dan member contoh terhadap konsep atau struktur tertentu, menjelaskan adanya hubungan sederhana terhadap fakta atau konsep dan sebagainya.
Contoh:
Jelaskan perbedaan antara morfem bebas dan morfem terikat
contoh Tes bentuk objektif.
Setip orang dituntut untuk…semua perbuatanya
A. dipertanggungjawabkan
B. mempertanggungjawabkan
C. mempertanggungjawab
D. bertanggung jawab
c) Tes struktur tigkat aplikasi
Tes struktur pada tingkat aplikasi menuntuk siswa untuk menerapkan mendemonstrasikan ,mengubah,menemukan atau mempergunkan informasi ,konseep atau aturan tertentu dalam situasi yang baru. Tes aplikatif menghendaki siswa untuk mempergunkan konsep atau aturan tertentu untuk memecahkan masalah mengenai sesuatu ataupun untuk dapat menjawab pertanyaan secara benar.
Contoh
Buatlah dua buah gabung bertingkat dengan klausa anak masing-masing menduduki fungsi objek dan predikat.
Temukan semua kata benda yang merupakan hasil proses nominalisasi pada wacana singkat dibawah ini.
Pada butir pertama, menghendaki siswa untuk menerapkan atau mendemonstrasikan pengetahuanya tentang konsep kalimat gabung bertingkat, untuk mengerjakan butir soal aplikasif siswa harus telah menguasai tingkat kemampuan dibawahnya yaitu pemahaman dan ingatan
d) Tes struktur tigkat analisis
Tes struktur pada tingkatan analisis menuntut kemampuan siswa untuk mampu menganalisis ,mengidentifikasi atau mencari hubungan struktur tertentu dengan mengunakan konsep-konsep dasar yang tertentu pula. untuk menjawab secara benar soal test struktur yang diberikan , terlebih dahulu siswa harus melakukan kegiatan analisis yang sudah meruopakan aktifitas kognitif tingkat tinggi.
Contoh
Terdakwa yang dituntut untuk memberikan barang bukti itu tidak memberikan reaksi.
Predikat pada kalimat diatas adalah?
A. menunjukkan
B. memberikan*)
C. dituntut menunjukkan
D. tidak memberikan
Pada contoh diatas, walaupun mirip dengan tes pada tingkat pemahaman, namun soal tersebut menuntut aktifitas kognitif lebih dari sekedar pemahaman, untuk dapat menentukan predikat secar benar, siswa harus mampu menganalisis kalimatdengan mempergunakan konsep subjek,predikat secara tepat
e) Tes struktur tigkat sintesis
tes struktur pada tingkat sintesis menurut siswa, untuk menghubungkan,menyusun kembali komponen-komponen tertentu menjadi struktur baruyang kompleks, menjenerralisasi ,meramalkan, menghasilkan pemikiran asli dan kreatif
Contoh
Pihak pusat bahasa terus menerus berkampanye agar kita mempergunakan bahasa Indonesia sesui dengan kaidah-kaidah yang benar.Akan tetapi, jika masih banyak tokoh atau pemimpin yang berpengaruh yang mengunkan bahasa Indonesia dengan struktur kurang terpelihara, misalnya karena pengaruh struktur bahasa asing yang tidak sesuai, akankah berhasil secara maksimal usaha Pusat Bahasa tersebut?
Generalisasikanlah kesalahan-kesalahan struktur yang terdapat didalam wacana diatas
“kedua-mengharukan-itu-nampak-mahasiswa-telah-berpisah-sangat-yang-pertemuan-lama”
Susunlah kata-kata yang disusun secara acak diatas menjadi tiga buah kalimat baru yang maknanya berbeda-beda
Butir tes pertama diatas menghendaki siswa untuk meramalkan suatu keadaan,yaitu pemakaian bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidahnya,keadaan itu madalah sesuatu yang diharapkan ,sebaliknya secara factual sering terjadi tidak seperti yang diharapkan .permasalahan itu cukup komplek karena eksistensi bahasa(yang direncanakan) sangat ditentukan oleh keberterimaanya di masyarakat.
Butir kedua menuntut siswa untuk mengidentuifikasi dan kemudian menganalisis kesalahan yang ada.berdasarkan data-data utitulah kemudian baru dapat digeneralisasikan kesalahan-kesalahan yang ditemui.
Butir tes ketiga menuntut siswa untuk menyusun kalimat yang gramatikal berdasarkan informasi yang disediakan
B.Tes kosa kata
Penguasaan tes kosakata dapat dibedakan kedalam penguasaan yang bersifat reseptif dan produktif,yaitu kemampuan untuk memahami dan mempergunakan kosakata (juga: struktur) terlihat dalam kegiatan membaca dan menyimak, sedang kemampuan mempergunakan kosakata tampak dalam kegiatan menulis dan berbicara. Oleh karena itu,tes kemampuan kosakata biasanya langsung dikaitkan dengan kemampuan reseptif dan produktif bahasa secara keseluruhan, misalnya tes pemahaman kata-kata sulit dan ungkapan yang terdapat dalam sebuah bacaan dalam rangka tes kemampuan membaca.
Kosakata perbendaharaan kata,atau kata saja ,juga leksikon adalah kekayaaan kata yang dimiliki oleh suatu bahasa, tes kosa kata adalah tes yang dimaksudkan mengukur kompetensi peserta didik terhadap kosa kata dalam bahasa tertentu baik yang bersifat rereseptif atraupun produktif .pembicaraan tentang tes kosakata berikut juga akan berkisar pada masalah (i)pemilihan kosakata yang akan diteskan ..(ii) pemilihan bentuk dan cara pengetesan khususnya yang menyangkut penyusunan tes sesui denhgan tingkatan –tingkatan aspek kognitif tertentu
1. Bahan tes kosakata
Persoalan pertama yang tmbul sewaktu kita bermsksud mengukur penguasaan kosakata peserta didik adalah kosa kata yang akan diteskan. Pemilihan kosa kata yang akan diteskan secara tepat sungguh tidak mudah dilakukan. Ada berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan kosa kata yang akan diteskan tersebut. Sayangnya, faktor-faktor tersebut kadang-kadang sulit ditentukan secara pasti, atau belum diditemui adanya kesepakatan diantara para ahli dan peyusun tes, sehingga ahirnya pertimbangan-pertimbangan yang bersifat subjektif lebih banyak berperan. Faktor –faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan bahan tes kosa kata berikut akan dikemukakan:
a. Tingkat dan Jenis Sekolah
Factor pertama yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan bahan tes kosa kata adalah subjek didik yang akan dites, apakah mereka termasuk tingkat sekolah dasar ,menengah pertama atau menengah atas, sekolah menengah umum ataupun kejuruan.perbedaan kosakata yang diteskan pada umumnya didasarkan pada buku pelajaran yang dipergunakan untuk masing-masing tingkat dan kelas yang bersangkutan ,buku poelajaran memang dapat dijadikan acuan. Akan tetapi, kemungkinan akan terjadi hal-hal sebagai berikut(i) belum tentu semua tingkat dan jenis sekolah telah memiliki buku pelajaran yang secara khusus disusun untuk sekolah yang bersangkutan (ii)pendasaran diri pada buku pelajaran saja berarti membatasi pengetahuan peserta didik pada buku tersebut ,padahal kosakata yang dibutuhkan jauh lebih dari yang terdapat pada buku.(iii)penempatan kosa kata dalam tiap-tiap buku pelajaran apakah benar-benar sesuai dengan kemampuan kognitif peserta didik.
b.Tingkat Kesulitan Kosakata
Pemilihan kosa kata yang akan diteskan hendaknya juga mempertimbangkan tingkat kesulitanya, tidak terlalu mudah juga tidak terlaku sulit, sesuai dengan tingkat perkembangan tingkat kognitif peserta didik, tentunya tingkat kesulitan kosa kata tidak sama bagi peserta didik untuk tingkat sekolah yang berbeda
c. Kosakata Aktif dan Pasif
Kosakata pasif adalah kosakata untuk penguasaan reseptif kosakata yang hanya untuk dipahami tetapi tidak untuk dipergunakan dipihak lain, kosa kata aktif adalah kosakata untuk penguasaan produktif, kosakata yang dipergunakan untuk menghasilkan bahasa dalam kegiatan komunikasiantara kosa kata aktif dan pasif ada perbedaan yang bersifat kuantitatif karena ada kata yang hanya dikenal dan dipahami dan tidak perlu untuk dipergunakan jumlah kosa kata pasif jauh lebih banyak disbanding dengan kosa kata aktif.
d. Kosakata Umum,Khusus dan Ungkapan
Kosakata umum dimaksudkan kosakata yang ada dalam suatu bahasayang bukan merupakan istilah –istilah teknis atau kosa kata khusus yang dijumpain dalam berbagai bidang keilmuan
2. Pembutan tes kosakata
Jika dikaitkan dengan kegiatan pemakaian bahsa dan atau keterampilan berbahasa ,tes kosakata dapat dibedakan ke dalam penguasaan reseptif dan produktif jika dikaitkan dengan ada tidaknuya keterlibatan aspek-aspek kebahasaan yang lain dan sekaligus dikaitkan dengan fungsi komunikatif bahasa, tes kosakata dapat dibedakan menjadi tes diskrit ,integrative,pragmatik atau otentik.menginggat bahwa tujuan ahir pembelajaran bahasa tampaknya aharus ditekankan pada fungsi komunikatif bahasa baik yang bersifat reseptif maupun produktif.
a. Tes pemahaman kosakata dalam konteks
Makna sebuah kata biasanya dapat berubah –ubah tergantung teks dan konteks yang menempatkannya khususnya kata yang peka konteks jadi, makna sebuah kata secara pasti lazimya baru dapat dijelaskan setelah berada dalam lingkungan konteknya walau tiap kata itu sendiri juga sudah membawa makna hal itu juga membawa konsekuensi ketika kita bermaksud menguji kompetensi kosakata kepada peserta didik .kosakata atau ungkapan yang akan diujikan haruslah berada dalam teks tertentu sehingga ada kepastian pilihan jawaban yang benar .
Selain itu, dilihat dari sudut pandang kebutuhan peserta ujian pemahaman terhadap sebuah kata atau ungkapan dapat dibantu olehkonteks yang menempatkanya dan itu dalam banyak hal lebih menguntungkan. Namun , yang tidak kalah pentingnya adalah kenyataan bahwa dalam kehidupan senyatanya jarang orang menayakan maknakata secara lepas dan terisolasi. Pengujian kata yang demikian juga tidak lagi bersifat diskrit dan minimal sudah berkategori integrative. Teks yang dipergunakan dapat hanya berlevel kalimat, tetapi yang lebih baik adalah wacana yang lebih panjang seperfti dalam teks bacaan . itulah sebabnya teks kompetensi kosakata sering berangkat dari wacana yang juga dipakai untuk tes kompetensi membaca karena dengan cara itu pemahaman peserta uji terhadap wacana yang diujikan lebih menyeluruh.
Kosakata dari wacana yang diujikan dapat berwujud sebuah kata,istilah,kelompok kata,atau ungkapan. Dibawah dicontohkan hal-hal yang dimaksud.
· Anak muda sering dianggap sebagai kaum yang kehilangan identitas, tidak kenal akar budaya sendiri. Namun, bagi budayawan Slamet Rahardjo, generasi muda yang kehhilangan identitas dan akar budaya tidak dapat disalahkan. Bagaimanapun, orang tua dan lingkungan yang membentuk mereka. Saat ini kehidaupan anak muda sudah jauh dari nilai-nilai budaya bangsa. Namun, keadaan ini adalah akibat atau hasil dari didikan lingkungan.
Kata “identitas” pada wacana diatas berarti….
A. ciri khas
B. Jati diri*)
C. Ciri penanda
D. Nilai budaya
Ungkapan” jauh dari nilai-nilai budaya bangsa” dapat diartikan…
A. Sudah tidak berhubungan dengan nilai-nilai budaya bangsa
B. Tidak berkaitan lagi dengan nilai-nilai budaya bangsa
C. Tidak berperilaku sesui dengannilai-nilai budaya bangsa*)
D. Posisinya tidak berdekatan dengan nilai-nilai budaya bangsa
b.Tes penempatan dalam konteks
Tes penempatan kosa kata dalam teks atau konteks tertentu, walau tidak terlalu tinggi levelnya, dapat dikategorikan sebagai tes produktif, yaitu memergunakan kosa kata dalam atau untuk tujuan komunikasi, dalam tes jenis ini peserta didik dituntut untuk dapat memilih dan menetapkan kata-kata, istilah, atau ungkapan tertentu dalam suatu wacana secara tepat, atau mmemergunakan kata-kata tersebut untuk menghasilkan wacana. Untuk dapat memilih dan memergunakan kata dalam suatu wacana atau untuk menghasilkan wacana secara tepat, peserta didik dituntut untuk telah memahami makna kata yang bersangkutan.
Tes kosa kata yang bersifat produktif, baik yang berupa tugas memergunakan kata dalam wacana yang disediakan maupun menghasilkan wacana sendiri, menuntut peserta didik untuk tidak hanya memahami kosa kata yang bersangkutan saja. Peserta didik juga dituntut untuk dapat memahami wacana secara keseluruhan atau mampu menghasilkan wacana yang komunikarif, dan untuk itu diperlukan pengetahuan yang memadai tentang struktur kalimat dan juga wacana secara keseluruhan. Oleh karena itu, tes kosakata yang demikian tidak lagi bersifat diskret dan terisolasi walau masih terasa sebagai tes tradisional. Bentuk tes dapat dibuat secara bervariasi sebagaimana dicontohkan dibawah,
· Pada era globalisasi yang ditandai oleh adanya persaingan global yang semakin intensif dawasa ini … dan kualitas kerja harus ditingkatkan dan diutamakan.
A. Produk
B. Produktif
C. Produksi
D. Produktivitas*)
· Masukanlah kata-kata yang disediakan pada bagian B ke dalam wacana yang belum lengkap pada bagian A yang bersesuaian maksudnya.
Indonesia dan Singapura akan segera mengadakan studi mengenai (1)…..pembentukan komite bersama untuk meningkatkan kerjasama ekonomi yang diumumkan dalam suatu (2)….bersama yang disiarkan pada ahir (3)…perdagangan yang dilakukan kedua Negara.
Salah satu (4)…bahwa wartawan bukanlah buruh dalam arti yang sebenarnya ialah bahwa sejak kemerdekaan pers kita terikat oleh suatu (5)…bahwa pers kita adalah pers perjuangan.
B. A..konperensi E.prospek
B.argumentasi F.konsensus
C.persepsi G.verivikasi
D.komunike
Catatan: pernyataan B yang berupa kata-kata yang harus diisikan biasanya jumlahnya melebihi yang dibutuhkan sehingga terdapat kata yang tidak dipergunkana.
c. Identifikasai dan pembetulan kesalahan kosakata dalam teks
Tes jenis ini analoginya dengan tes struktur di atas yang juga mengidentifikasi yang kemudian membetulkan kesalahan yang ditemukan dalam sebuah wacana. Untuk itu, peserta didik diharap mampu menganalisis penggunaan kosa kata yang ada tentang ketepatan atu ketidaktepatan penggunaaan dalam konteks wacanna yang kemudian menggantinya dengan kata lain yang tepat. Jadi kegiatan ini juga mirip kerja redaktur suetu penerbitan yang mengoreksi naskah untuk diterbitkan, dan karenanya tes bentuk ini sudah bernilai otentik
Untuk dapat mengerjakan tes kosakata bentuk ini, peserta didik dituntuk untuk melakukan analisis wacana tempat kata tersebut digunakan bahan yang diteskan dapat berupa penggunaan kata secara cermat dalam suatu wacana .kata –kata yang bersinomim misalnya,tidak akan memunyai kesinoniman seratus persen, tetapi ada nuansa perbedaan yang (mungkin) hanya dapat dikenali setelah dalam kaitanya dengan konteks. Dengan demikian , untuk menentukan ketepatan pengumnaan kata itu diperlukan realisis makna wacana secara keseluruhan .
sangat membantu, tapi referensinya dari buku apa iya ?
BalasHapusKalo boleh tau referensinya darimana saja ya?
BalasHapusTerima kasih
Cekk
BalasHapus